
Smirna dalam Bahasa Yunani Σμύρνα – Smurna, artinya “mur/myrrh.” Pada mulanya kota ini dihuni orang Yunani, tetapi dihancurkan kira-kira tahun 580 SM oleh Raja Alyates dari Negeri Lidia. Lebih dari dua abad kemudian, Alexander Agung berniat membangunnya kembali sebagai kota Yunani, tetapi dilaksanakan oleh para pengantinya di lokasi lain. Setelah itu, Smirna menjadi kota perdagangan yang penting. Sewaktu menjadi bagian dari Asia, salah satu provinsi Kerajaan Romawi, Smirna, dengan bangunan-bangunan umumnya yang bagus, terkenal karena keindahannya. Ada sebuah kuil untuk Tiberius Caesar disana sehingga mengiatkan penyembahan kaisar.
Kota Smirna merupakan salah satu kota terbesar di dunia. Dalam sejarah masa lalu hingga kini ada sebuah kota besar di Smirna. Dan pada hari ini, kota Smirna tetap merupakan sebuah kota besar: kota terbesar Asia di negara Turki. Kota itu memiliki populasi penduduk diperkirakan sekitar 275.000 orang, yang merupakan salah satu kota besar di belahan dunia.
Kota Smirna dibangun di teluk Smirna, yang menjangkau hingga bagian pedalaman Asia Kecil, sehingga 35 mil. Beberapa waktu yang lampau, pelabuhan Miletus dan pelabuhan Efesus mengalami kemunduran. Kota-kota Miletus dan Efesus berhenti berkembang. Akan tetapi Smirna menjadi sebuah kota pelabuhan yang besar dan menjadi kota perdagangan dan kota persinggahan sejak ia berdiri hingga sekarang ini. Pelabuhan yang ada disana merupakan salah satu pelabuhan terbaik di dunia. Dan khususnya sangat bernilai pada zaman kuno karena ia dapat tertutup secara sempurna dalam masa peperangan.
Smirna adalah kota kuno di pesisir barat Asia Kecil; sekarang disbut Izmir. Kota ini berlokasi pada satu lengan Laut Aegean. Pada waktu itu merupakan kota yang bersaing dengan Efesus. Smirna mengklaim sebagai kota nomor satu di Asia Kecil dalam hal keindahan dan ukuran. Sebuah kota yang megah dan indah, naik melandai dari laut, dan bangunan-bangunan yang indah bertengger di puncak bukit Pagos yang melingkar membentuk apa yang dikenal dengan “Mahkota Smirna” (Bandingkan Wahyu 2:10 yang menyinggung tentanng “Mahkota” sebagai pahala bagi yang setia kepada Tuhan Yesus). Angin laut di sebelah barat memberikan kesejukan dan kesegaran bahkan di musim panas. Dari permulaan bangkitnya kekuasaan Romawi, bahkan sebelum masa kejayaannya, Smirna sudah menjadi sekutu yang setia Romawi.
Kemungkinan besar jemaat Smirna didirikan oleh Rasul Paulus dalam perjalanan misi ketiga (sekitar tahun 53-56 M, lihat Kosah Para Rasul 19:10 yang menuliskan: “Sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani”)
Polikarpus salah satu murid Rasul Yohanes yang setia sampai mati. Sejarah gereja mencatat bahwa Polikarpus dihukum pemerintah setempat dengan dibakar pada sebuah tonggak pada tahun 155M ketika ia menolak berkata bahwa “Kaisar adalah Tuhan”. Dia dibawa ke stadium, prokonsul mendesak dia, katanya “Bersumpahlah, maka aku akan membebaskan engkau, sangkallah Kristus!” Dan, Polikarpus menjawab: “Delapan puluh enam tahun aku melayani Dia, dan Dia tidak pernah menyakiti hatiku sekalipun. Bagaimana mungkin aku dapat menghujat Raja dan Juruselamatk?” Dan Prokonsul itu terus mendesak sehingga pada akhirnya Polikarpus dihukum dengan dibakar hidup-hidup. (Ante-Nicene Fathers, ed. A.Roberts & J.Donaldsen, 1885).
Gereja Smirna dikategorikan oleh para ahli Alkitab sebagai Gereja yang teraniaya atau The Persecuted Church. Masa Gereja Smirna dimulai dari tahun 100 sampai 312 M. Masa ini bisa disebut sebagai masa aniaya terbesar yang pernah terekam / dialami anak anak Tuhan dalam sejarah gereja. Setan melakukan segala macam cara untuk menganiaya dan menghambat gereja. Tetapi yang terjadi adalah semakin anak anak Tuhan dianiaya, semakin besar kebangunan rohani terjadi.
Dalam kitab Wahyu, Smirna adalah jemaat Kristus yang kedua diantara ketujuh jemaat Kristus di Asia Kecil yang menerima pesan dari Tuhan Yesus yang ditulis Rasul Yohanes (Wahyu 1:11). Jemaat di Smirna itu dikatakan miskin secara materi tetapi kaya secara rohani. Mereka diuji melalui kesengsaraan, penganiayaan dan dihujat oleh beberapa orang yang mengaku diri orang Yahud, tetapi sebenarnya adalah “Jemaah Iblis”.
Akan tetapi, sekalipun miskin dan mengalami kesengasaaan, orang Kristen di jemaat Smirna dianjurkan untuk tidak takut terhadap hal hal yang masih akan mereka derita tetapi untuk “setia bahkan sampai mati” agar menerima “mahkota kehidupan” (Wahyu 2:8-11)